Konflik Dalam Tubuh PSSI Yang Di ketuai Djohar Arifin

Mungkin periode PSSI sekarang ini adalah periode paling buruk dalam sejaraj PSSI. Bagaimana tidak , PSSI bisa di bilang gagal dalam tugasnya menjadi induk sepak bola Indonesia. Dari awal kepemimpinan Johar, banyak hal-hal ganjil yang dia lakukan. Dia memecat Alfried Riedl dari kursi pelatih Timnas senior Indonesia, padahal prestasi yang di buat Timnas saat di tukangi pelatih ini sangat baik. Dia memberikan warna baru di Timnas Garuda, dengan banyak menggunakan pemain muda potensial, dan menyajikan permainan yang sangat menghibur. Dia pun membawa Timnas ke final Piala AFF sebelum di kalahkan oleh Malaysia. Itu bisa di bilang prestasi yang bagus bagi Timnas Indonesia.

Sejak pemecatan itu, kepemimpinan Johar sangat di soroti. Apakah dia mampu untuk membawa PSSI lebih baik dari periode sebelumnya. Tidak hanya sampai di situ kesalahan yang di buat PSSI, dia pun membuat liga baru, yaitu Liga Primer Indonesia. Liga ini menjadi pengganti Liga Super Indonesia menurutnya. Namun hal ini memicu banyak kritikan pedas. Karena peraturan ini melanggar peraturan-peraturan yang sudah di setujui sebelumnya. Liga Super Indonesia pun berjalan bersama. Namun PSSI hanya mengakui Liga Primer Indonesia, dan tidak mengakui Liga Super Indonesia. Dia pun memberi sanksi kepada Klub dan pemain yang ikut Liga Super Indonesia. Bahkan, dia melarang pemain yang ikut Liga Super Indonesia masuk ke Timnas.


Kecaman pun banyak terlontar ke Johar. Namun itu tidak membuatnya surut. Karena banyaknya kecaman dari berbagai pihak, lahirlah KPSI ( Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia ). Komite ini di pimpin oleh La Nyalla Mattalitti. Rencaranya, komite ini di bentuk untuk menggantikan PSSI versi Johar. KPSI pun mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak. KPSI pun membentuk PSSI sendiri dan juga membentuk Timnas sendiri. Tentu ini membuat masyarakat Indonesia bingung, mana yang benar dan mana yang salah. Karena ada dualisme ini, pemerintah pun turun tangan dalam masalah ini. Pemerintah mengajak kedua belah pihak bersatu. Akhirnya Kongres Luar Biasa pun di adakan oleh bantuan AFC. Kedua belah akhirnya berunding dalam masalah ini. Namun kongres ini hanya seperti angin lalu bagi kedua belah pihak. Tidak ada kesepakatan yang di ambil kedua belah pihak. Sampai saat ini pun konflik ini belum rampung.

Saya adalah warga Indonesia, saya pecinta sepak bola Indonesia. Saya ingin merasakan kejayaan Indonesia seperti dahulu kala. Untuk saat ini saya tidak membutuhkan prestasi. Tapi saya meng-inginkan PSSI yang bersih. Bersikaplah dewasa, pimpinlah PSSI ini kepada kebaikan. Jangan jadikan PSSI ini alat politik untuk men-dongkrak pamor partai tertentu. Ini adalah PSSI, pimpinlah dengan jiwa Garuda.

Terima kasih kepada para pembaca dan mohon maaf apabila ada kesalahan dalam opini saya ini. Semoga PSSI semakin baik untuk kedepannya. Salam sepakbola dan garuda !!

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar !