Kukang atau disebut juga Malu-malu
merupakan primata yang mempunyai gerakan lambat. Di dunia terdapat 14
jenis (spesies) kukang yang 3 diantaranya terdapat di Indonesia. Ketiga
jenis kukang yang hidup di Indonesia adalah kukang besar (Nycticebus coucang), kukang jawa (Nycticebus javanicus), dan kukang borneo (Nycticebus menagensis).
Ketiga jenis kukang memiliki ciri yang
hampir sama. Warna bulu kukang (malu-malu) beragam, mulai kelabu
keputihan, kecoklatan, hingga kehitam-hitaman. Pada punggung kukang
terdapat garis coklat melintang dari belakang hingga dahi, lalu
bercabang ke dasar telinga dan mata. Kukang mempunyai berat tubuh
0,375-0,9 kg, dengan panjang tubuh dewasa antara 19-30 cm.
Kukang
merupakan primata yang hidup di hutan tropis dan menyukai hutan primer
dan sekunder, semak belukar dan rumpun-rumpun bambu dan beraktifitas
dimalam hari.
Kukang Besar (Greater Slow Loris). Kukang bernama latin Nycticebus coucang
ini paling banyak diperdagangkan. Kukang yang hidup alami di Indonesia
(Sumatera), Semenanjung Malaysia, Singapura, dan Thailand ini dalam
bahasa Inggris selain disebut sebagai Greater Slow Loris, juga disebut
Slow Loris, Sunda Slow Loris.
Nama ilmiahnya bersinonim dengan Nycticebus brachycephalus (Sody, 1949), N. buku (Robinson, 1917), N. coucang (Boddaert, 1785) ssp. coucang, N. hilleri (Stone & Rehn, 1902), N. insularis (Robinson, 1917), N. malaiana (Anderson, 1881), N. natunae (Stone & Rehn, 1902), N. sumatrensis (Ludeking, 1867), N. tardigradus (Raffles, 1821).
Kukang Jawa (Javan Slow Loris). Kukang bernama latin Nycticebus javanicus ini merupakan primata endemik Pulau Jawa. Kukang jawa termasuk salah satu primata terlangka dan paling terancam kepunahan, karena itu oleh IUCN Redlist dikategorikan sebagai spesies Endangered.
Sebelumnya, kukang jawa dianggap sebagai anakjenis (sub spesies) dari Nycticebus coucang namun kemudian diakui sebagai spesies tersendiri. Nama ilmiahnya bersinonim dengan Nycticebus ornatus (Thomas, 1921).
Kukang Borneo (Bornean Slow Loris). Kukang bernama latin Nycticebus menagensis
ini endemik Kalimantan yang bisa ditemukan di Indonesia (Kalimantan,
Bangka, dan Belitung), Malaysia (Sabah dan Serawak), Brunei Darussalam,
dan sebagian Filipina.
Sebelumnya, kukang jawa dianggap sebagai anakjenis (sub spesies) dari Nycticebus coucang namun kemudian diakui sebagai spesies tersendiri. Nama ilmiahnya bersinonim dengan Nycticebus bancanus (Lyon, 1906), N. borneanus (Lyon, 1906), N. coucang (Trouessart, 1893) ssp. menagensis, N. philippinus (Cabrera, 1908).
Konservasi.
Kukang jawa, oleh IUCN Redlist dimasukkan dalam status konservasi
“Endangered” (Terancam Punah), sedangkan kedua jenis kukang lainnya
berstatus “Vulnerable”. Anehnya, dari ketiga spesies kukang (malu-malu)
itu hanya kukang besar (Nycticebus coucang) saja yang masuk
daftar satwa yang dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999. Padahal
keberadaan kukang di alam bebas semakin terancam punah akibat banyaknya
perburuan untuk menjadikan kukang sebagai binatang peliharaan. Oleh CITES,
semua jenis kukang dimasukkan dalam Apendiks I sejak tahun 2008. Dengan
dimasukkannya kukang atau malu-malu dalam Apendiks I, berarti
perdagangan kukang dilarang di seluruh dunia kecuali kukang hasil
penangkaran.
Kukang dengan tingkahnya yang malu-malu
memang menarik minat setiap orang untuk menjadikannya sebagai hewan
peliharaan. Namun kita mesti sadar akan status konservasinya yang
semakin terancam punah. .
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mamalia; Ordo: Primata; Famili:Lorisidae; Genus: Nycticebus; Spesias: Nycticebus coucang, Nycticebus javanicus, Nycticebus menagensis. Sinonim: Lihat artikel. Nama Indonesia: Kukang, Malu-malu.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar !