A.
Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini berkembang dengan
sangat pesat. Umat manusia dengan kurioritasnya, selalu berusaha untuk menjawab
berbagai pertanyaan-pertanyaan tentang alam sekitar dan sebagainya agar memperoleh
jawaban yang memuaskan. Dulu, alam semesta merupakan hal yang sulit untuk
dipahami dan penuh dengan hal yang misterius. Namun sekarang dengan
perkembangan tehknologi, manusia kini mampu untuk memecahkan
pertanyaan-petanyaan yang dulu hanya dijawab seadanya.
Alam semesta dan tata surya dulu merupakan hal yang dapat
dikatakan seperti dunia mimpi bagi manusia, kini dapat kita pelajari dan kita
ketahui dengan mudah. Gejala-gejala alam yang misterius juga dapat kita
ketahui.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah tata surya itu dan
bagaimanakah asal usul tata surya?
2. Benda-benda langit apa sajakah yang
merupakan penyusun utama dari tata surya?
3. Seperti apakah Bumi dan
lapisan-lapisan Bumi itu?
C.
Manfaat
Dengan adanya makalah ini, diharapakan kita dapat lebih
mengetahui dan menambah wawasan mengenai alam semesta, khususnya tata surya.
D.
Tujuan
1.
Mengetahui apakah yang dimaksud
dengan tata surya dan seperti apakah asal usul tata surya itu,
2.
Mengetahui benda-benda langit
penyusun tata surya, dan
3.
Mengetahui seperti apakah Bumi dan
lapisan-lapisan Bumi.
PEMBAHASAN
A.
Sistem Tata Surya
1.
Asal Usul Tata Surya
Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas
sebuah bintang yang disebut matahari dan semua objek yang mengelilinginya.
Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan
orbit berbentuk elips, meteor, asteroid, komet, planet-planet kerdil/katai,dan
satelit alami.
Tata surya terletak di tepi galaksi Bima Sakti dengan jarak
sekitar 2,6x1017 km dari pusat galaksi, atau sekitar 25.000 hingga
28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Tata surya mengelilingi pusat galaksi
bima sakti dengan kecepatan 220 km/detik, dan dibutuhkan waktu sekitar 226 juta
tahun untuk sekali mengelilingi pusat galaksi. Dengan umur tata surya yang
sekitar 4,6 milyar tahun, berarti tata surya kita telah mengelilingi pusat
galaksi sebanyak 18 kali dari semenjak terbentuk.
a.
Hipotesis Nebula
Hipotesis Nebula atau teori kabut pertama kali dikemukakan
oleh Emanuel Swedenborg pada tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant
pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de
Laplace pada tahun 1796. Kemudian hipotesis ini lebih dikenal dengan Hipotesis
Nebula Kant-Leplace.
Hipotesi ini mengemukakan bahwa pada tahap awal tata surya
masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es dan gas yang
disebut nebula, serta unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi
yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah
tertentu, suhu kabut memanas dan akhirnya mejadi bintang raksasa atau biasanya
disebut matahari. Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat.
Cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya
gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan
membentuk planet-planet.
b.
Hipotesis Planetisimal
Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton mengemukakan
hipotesis ini pertama kali pada tahun 1900. Hipotesis ini mengatakan tata surya
terbentuk akibat adanya bintang lain yang lewat cukup dekat dengan matahari,
pada masa pembentukan matahari. Karena jarak yang dekat tersebut, kemudian
terjadi benjolan pada permukaan matahari, dan bersama dengan proses internal
matahari, bintang lain tersebut manarik materi berulang-ulang dari matahari.
Efek gravitasi bintang mengakibatkan tebentuknya dua lengan spiral yang
memanjang dari matahari. Sementara sebagian besar materi tertarik kembali,
sebagian lain tetap berada di orbit, mendingin dan memadat, menjadi benda-benda
berukuran kecil yang disebut planetesimal dan beberapa yang besar
sebagai protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke
waktu dan membentuk planet dan bulan, sedangkan sisa materi lainnya menjadi
komet dan asteroid.
c.
Hipotesis Pasang Surut Bintang
Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh
James Jeans pada tahun 1917. Menurut hipotesis ini, planet terbentuk karena
mendekatnya bintang lain kepada matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan ini
menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan bintang lain
tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudain terkondensasi
menjadi planet. Akan tetapi, astronom Harold Jeffreys tahun 1929 menyebutkan
bahwa tabrakan itu tidak mungkin terjadi. Demikian astronom Henry Norris
Russell mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut.
d.
Hipotesis Kondensasi
Hipotesis kondensasi dikemukakan tahun 1950 oleh astronom
Belanda, G.P. Kuiper. Menurutnya, tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa
yang berputar membentuk cakram raksasa.
e.
Hipotesis Bintang Kembar
Fred Hoyle pada tahun 1956 mengemukakan bahwa dahulu tata
surya berupa dua bintang yag hampir sama ukurannya dan letaknya pun berdekatan,
kemudian salah satunya meledak menjadi serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu
terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai
mengelilinginya.
2.
Bintang dan Matahari
Bintang adalah benda langit yang
memiliki ukuran besar dan memancarkan cahaya sebagai sumber cahaya. Hipparchus,
astronom Yunani untuk petama kalinya dengan mata telanjang mengklasifikasikan
tingkat kecemerlangan bintang. Dari bintang Magnitudo 1 dan Magnitudo 6,
perbedaan tingkat kecemerlangan 100 kali lipat. Dengan melihat tingkat
kecemerlangan warna bintang, kita juga bisa mengetahui usia bintang. Saat
lahir, bintang mengeluarkan warna biru muda, semakin lama bintang berubah menjadi
merah. Semakin tinggi suhu sebuah bintang, maka warnanya akan semakin biru,
yang suhunya sedang warnanya putih dan kuning, sedangkan bintang yang suhunya
rendah berwarna merah.
Bintang terlahir dari nebula
raksasa. Partikel-partikel yang terdiri dari gas dan debu dalam nebula
tersebut, pelan-pelan saling tarik dan merapat selama milyaran tahun. Ketika
makin rapat, gaya tarik menarik akan semakin kuat, sampai suatu saat akan
terjadi tarikan yang cepat kearah pusat gravitasi nebula tersebut. Gerakan serentak
materi nebula tersebut ke satu titik menimbulkan ledakan dan panas di pusat
gravitasinya dan dari sinilah lahir sebuah bintang.
Berikut ini adalah tabel
bintang-bintang yang jaraknya dekat dengan Bumi.
Nama Bintang
|
Jarak (Tahun Cahaya)
|
Magnitudo Visual (Magnitudo Tampak)
|
Luminositas (Matahari=1)
|
Kategori
|
Matahari
|
0
|
-26.8
|
1
|
Bintang
Kuning
|
Proxima
Centauri
|
4,2
|
11.0
|
0,00005
|
Bintang
Kerdil Merah
|
Alpha
Centauri A
|
4,3
|
0,0
|
1,3
|
Bintang
Kuning
|
Alpha
Centauri B
|
4,3
|
1,4
|
0,36
|
Bintang
Oranye
|
Bintang
Barnard
|
5,9
|
9,5
|
0,00044
|
Bintang
Kerdil Merah
|
Wolf
359
|
7,6
|
13,5
|
0,00002
|
Bintang
Kerdil Merah
|
Leland
21185
|
8,1
|
7,5
|
0,0052
|
Bintang
Kerdil Merah
|
Sirius
A
|
8,6
|
-1,5
|
23
|
Bintang
Putih
|
Sirius
B
|
8,6
|
8,7
|
0,002
|
Bintang
Kerdil Putih
|
Bintang
UV A Rasi Cetus
|
8,9
|
12,4
|
0,00006
|
Bintang
Kerdil Merah
|
Bintang
UV B Rasi Cetus
|
8,9
|
12,9
|
0,00004
|
Bintang
Kerdil Merah
|
Matahari merupakan bintang besar
yang menjadi pusat tata surya, karena semua planet dan benda-benda di tata
surya beredar mengelilinginya. Matahari berotasi, sedangkan planet-planet
melakukan rotasi dan revolusi. Jarak rata-rata matahari dengan Bumi dinamakan
satu satuan astronomi, dan besarnya kira-kira 150.000.000 km. Suhu permukaan
matahari kira-kira 6.0000C, dengan diameter 109 kali diameter Bumi
atau sekitar 1.400.000km.
Prominensa adalah pancaran gas
berbentuk kembang api merah yang menyembur dari dalam matahari. Prominensa
terjadi karena matahari terdiri dari gas hidrogen. Hidrogen terus-menerus
meledak dan berubah menjadi unsur yang lain, namun karena gravitasinya terlalu
besar, unsur tersebut tidak terlepas keluar melainkan kembali tersedot kedalam
inti.
Pada permukaan matahari terdapat
bintik hitam. Sebenarnya bintik hitam ini merupakan daerah permukaan matahari
yang yang suhunya lebih rendah dibandingkan dengan suhu permukaan lainnya.
Sehingga warnya menjadi lebih gelap, namun sebenarnya suhunya masih lebih dari
4.000OC. Bintik hitam ini terkadang mengalami ledakan yang biasa
disebut sunflare (semburan matahari). Pada saat terjadi ledakan bintik
hitam, sunflare memancarkan energi, seperti sinar ultraviolet, sinar x
dan sebagainya. Sinar-sinar inilah yang kemudian dapat mengacaukan lapisan
ionosfer yang dianggap sebagai cermin gelombang elektromagnetik maka muncul lah
fenomena Dellinger. Selain fenomena dellinger, terjadi pula
fenomena aurora. Saat masuk ke lapisan ionosfer, partikel yang dipancarkan oleh
flare bertabrakan dengan atom yang ada di atmosfer Bumi. Peristiwa ini
menimbulkan sinar yang indah di daerah kutub.
3.
Planet
Pada
tanggal 24 Agustus 2006 di Praha Ceko, pertemuan International Astronomical
Union dikeluarkan definisi baru mengenai planet:
1)
Benda antariksa yang mengorbit
mengelilingi bintang, sementara benda tersebut bukan bintang.
2)
Memiliki massa yang cukup besar
lebih dari 5x1020 kg
3)
Berdiameter lebih dari 800 km
4)
Memiliki gravitasi cukup berat
sehingga bentuknya mendekati bulat serta membebaskan lingkungan sekitar orbit
(tidak memotong orbit planet lain).
Berdasarkan posisinya, planet di tata surya dibagi atas
planet dalam dan planet luar. Planet dalam adalah planet yang bila dibandingkan
dengan Bumi, lebih dekat dengan matahari, yaitu Merkurius dan Venus. Sedangkan
planet luar, adalah planet yang jaraknya dengan matahari lebih jauh bila dibandingkan
dengan Bumi, yaitu Mars, Jupiter, Satrunus, Uranus dan Neptunus.
Berdasarkan besar dan massa jenisnya planet dibagi menjadi Terrestrial
Planet dan Giant Planet/Jovian Planet. Planet yang ukurannya kecil
dan massa jenisnya tinggi disebut Planet Terrestrial atau Keluarga Bumi.
Planet-planet yang termasuk dalam Keluarga Bumi adalah planet Merkurius, Venus,
Bumi, dan Mars. Giant atau Jovian Planet biasa juga disebut
Planet Keluarga Jupiter merupakan kelompok planet yang ukurannya besar namun
massa jenisnya rendah, planet-planet ini adalah Jupiter, Satrunus, Uranus dan
Neptunus.
Sejak ditetapkannya definisi planet yang baru, Pluto tidak
berhak menyandang nama planet. Berkat perkembangan teknologi observasi
astronomi, diketahui bahwa ternyata ukuran Pluto lebih kecil dibandingkan Bulan
dan orbitnya oval tidak beraturan. Status Pluto mulai diragukan pada tahun
2003, hingga akhirnya Pluto resmi dikeluarkan dari daftar planet pada tahun
2006 dan kemudian nama Pluto dirubah menjadi 134340, sedangkan Charon, yang dulunya
dikenal sebagai satelitnya Plutomenjadi 134340 I. Dan kini, 134340 termasuk
kedalam daftar Planet Kerdil atau Planet Katai, yaitu planet yang gravitasinya
lemah dibandingkan dengan kedelapan planet yang lainnya. Namun, standar
definisi planet kerdil dan benda-benda langit lainnya sampai sekarang masih
belum ditetapkan. Sedangkan anggota planet katai yang lainnya adalah Ceres,
Haumea, Makemake, dan Eris.
a.
Merkurius
Merkurius adalah planet yang paling dekat jaranknya dengan
Matahari. Jarak antara Merkurius dan Matahari kira-kira 57.900.000 kilometer
atau 0,39 SA. Hal ini mengakibatkan suhu di Merkurius pada siang hari bisa
mencapai 430oC, sedangkan pada malam hari suhunya turun menjadi -180oC.
Diantara Planet Keluarga Bumi, Merkurius lah yang ukurannya
paling kecil, yaitu 38% diameter Bumi dengan massa 1/18 massa Bumi dengan
periode revolusi kurang lebih 88 hari dan periode rotasinya kira-kira 59 hari.
Merkurius tidak memiliki atmosfer dan satelit. Sedangkan penampakan permukaan
planet ini berupa kawah-kawah yang diduga hasil dari pengerutan pada periode
wala sejarah planet ini. Atmosfer Merkurius yang hampir bisa diabaikan terdiri
atas atom-atom yang terlepas dari permukaannya karena semburan angin Matahari.
b.
Venus
Venus (0,7 SA) adalah planet yang terlihat paling terang,
dilihat dari Bumi. Venus nampak paling jelas dari Bumi, karena sebagian besar
atmosfer tebal di Venus terbentuk dari karbondioksida dan Venus memantulkan 75%
sinar Matahari yang diterimanya. Karena atmosfer Venus yang tebal, maka panas
terperangkap dalam atmosfer, sehingga muncullah efek rumah kaca. Selain efek
rumah kaca yang kuat, permukaan Venus juga tertutup oleh banyak gunung berapi
dengan asap yang pekat dengan lava yang panas, hingga mahluk hidup sulit untuk
hidup disana. Hal ini pula lah yang menyebabkan Venus menjadi planet yang
terpanas di tata surya dengan suhu permukaan mencapai 465oC.
Venus juga sering dijuluki Bintang Fajar atau Bintang Kejora
karena tampak menjelang matahari terbit atau beberapa saat sesudah matahari
terbenam. Setelah bulan, Venus adalah benda langit yang paling terang dilihat
dari Bumi. Venus juga dianggap sebagai kembarannya Bumi karena massanya yang
hampir mirip dengan Bumi, yaitu 0,815 dari massa Bumi, ukurannya pun hampir
sama dengan Bumi, yaitu 12.100 km. sedangkan gravitasinya kira-kira 0,88
kalinya Bumi. Namun Venus memiliki arah rotasi yang berbalikkan dengan Bumi,
sehingga di Venus Matahari terbit dari sebelah barat dan tenggelam dari sebelah
timur. Dengan waktu tempuh rotasi 243,2 hari dan revolusi 224,7 hari.
c.
Bumi
Bumi merupakan satu-satunya planet pada tata surya yang
mendukung kehidupan. Kombinasi cairan air, atmosfer yang terdiri atas oksigen
dan nitrogen, dan pola cuaca yang dinamis memberikan unsur-unsur dasar untuk
beraneka ragam kehidupan mahluk hidup didalamnya. Bumi memiliki bualn sebagai
satelit alami. Jarak Bumi ke Matahari adalah 1 AU, dengan diameter Bumi 12.760
km dan rotasi 23,56 menit serta revolusi 365,26 hari. Suhu terendah di Bumi
adalah -70oC dan tertinggi mencapai 55oC.
d.
Mars
Planet Mars atau yang biasa dipanggil “si planet merah” ini
memang tampak merah bila dilihat pada malam hari. Hal ini disebabkan karena
permukaan tanah di Mars yang berupa batu-batuan dan tanah liat banyak
mengandung oksida besi. Sedangkan unsur penting di atmosfer di Mars yang tipis
adalah karbondioksida dan karena hampir tidak ada uap air menjadikan Mars
sangat kering. Pemukaan Mars juga terdapat banyak gunung, yang salah satunya
merupakan gunung terbesar di tata surya, yaitu Gunung Olympus dengan diameter
permukaan bawannya 500-600 km. selain gunung, juga terdapat Ngarai (canyon)
Marineris.
Suhu terendah dipermukaan Mars -120oC dan
suhu tertingginya mencapai 25o C. Jarak rata-rata Mars dari Matahari
adalah 1,5 AU dengan ukuran lebih kecil dari Venus dan Bumi (0,107 massa Bumi)
dan diameter ekuatorialnya 6.790 km. Dengan diameter Mars yang hampir
separuhnya Bumi, satu harinya lebih panjang 41 menit daripada Bumi, sedangkan
satu tahun di Mars sama dengan 687 hari.
Di kutub Mars juga terdapat es seperti es yang terdapat di
kutub Bumi, es ini sebagian besar merupakan campuran air dan karbondioksida
beku. Mars memiliki dua satelit, Phobos dan Deimos. Satelit Mars
ini diduga merupakan asteroid yang terjebak oleh gravitasi Mars, karena bentuk Phobos
terlihat seperti batu hitam gelap berukuran 15x12x11 km, dengan
lubang-lubang kecil dipermukaannya. Sedangkan Deimos, berukuran 27x21x19
km dengan lebih banyak lagi lubang pada permukaannya bila dibandingkan dengan Phobos.
e.
Jupiter
Jupiter (5,2 AU) merupakan planet terbesar di tata surya
dengan diameter 11 kalinya Bumi dengan massa 318 massa Bumi. Unsur pembentuk
utama lapisan atmosfernya adalah hidrogen dan sedikit helium. Jupiter berotasi
dengan kecepatan yang sangat tinggi, yaitu sekitar 10 jam. Hal inilah yang
mengakibatkan permukaan di planet Jupiter tampak seperti belang-belang. Bintik
merah raksasa dipermukaan planet Jupiter sendiri merupakan pusaran raksasa yang
sangat besar. Namun, revolusi planet ini memakan waktu yang cukup lama, yaitu
11,86 tahun. Sedangkan planet ini memiliki cukup banyak satelit, sekitar lebih
dari 60 satelit. Tapi ini masih bisa berubah lagi, karena satelit-satelit
planet yang ditemukan akan semakin banyak seiring dengan kemajuan teknologi
observasi astronomi. Io, Europa, Ganymede dan Callisto
adalah satelit Jupiter yang ditemukan oleh astronom Italia, Galileo Galilei
pada tahun 1610. Karena itulah keempat satelit ini dikenal sebagai empat
satelit Galileo. Ganymede adalah satelit terbesar ditata surya dengan
ukuran yang lebih besar dari pada Merkurius.
f.
Saturnus
Saturnus (9,5 AU), adalah planet yang dikenal dengan
cincinnya yang terbentuk dari debu luar angkasa, batu, es dan lain-lain. Planet
ini memiliki beberapa kesamaan dengan Yupiter, antara lain komposisi
atmosfernya. Meskipun Saturnus hanya sebesar 60% volume Yupiter, berat planet
ini kurang dari sepertiga Yupiter atau 95 kali massa Bumi, sehingga menjadi
planet yang paling tidak padat di tata surya. Satu hari di Saturnus sama dengan
10 jam 40 menit dengan masa revolusi 29,5 tahun. Dengan diameter ekuatorialnya
120.540 km dan suhu di puncak awannya -180oC.
Sejauh ini, Saturnus memiliki 60 satelit (dan tiga yang
belum dipastikan). Kecuali Titan, kesemua satelit Saturnus tersusun atas
bongkahan es, sebagian bercampur dengan batu disana-sini. Satelit-satelit yang
memiliki gravitasi sama seperti planet ini mengitari Saturnus dan menarik
cincin Saturnus. Makanya, interval jarak cincin juga berubah. Beberapa satelit
Saturnus adalah Mimas, Enceladus, Dione, Iapetus, Rhea dan Titan.
Titan berukuran lebih besar daripada Merkurius dan merupakan
satu-satunya satelit yang memiliki atmosfer yang cukup berarti, berupa hidrogen
dan makromolekul organik yang kompleks. Sedangkan permukaan Titan
terdapat bagian lautan yang nampak berwarna biru tua dan diperkirakan dipenuhi
dengan etana atau metana cair. Keadaan di Titan ini diperkirakan mirip
dengan awal mula Bumi ketika belum ada kehidupan.
g.
Uranus
Uranus (19,6 AU), yang ditemukan oeh William Herschel, astronom
Inggris pada tahun 1781, berjarak kurang lebih 2.900.000.000 km dari Matahari.
Jarak ini kira-kira 20 kali lipat jarak antara Matahari dan Bumi, massanya
kira-kira 14,5 kali massa Bumi. Uranus memiliki keunikan, karena sudut rotasi
planet ini miring 98 derajat dari orbit revolusinya. Hal ini lah yang
menyebabkan kutub utara dan kutub selatan di Uranus bergiliran menghadap
Matahari, sehingga selama 42 tahun terus menerus musim panas, dan begitu pula
sebaliknya. Namun demikian, temperatur musim dingin Uranus lebih tinggi dari
pada musim panas. Hal ini dikarenakan pada musim panas, molekul hidrogen yang
terdiri dari dua atom hidrogen menyerap panas dan sinar ultraviolet secara
terpisah. Ketika tiba musim dingin, keduanya akan bersatu menjadi molekul hidrogen.
Panas yang tadi diserap dilepaskan kembali. Hal inilah yang menyebabkan saat
musim dingin suhunya menjadi lebih panas.
Planet ini memiliki inti yang sangat dingin dibandingkan gas
raksasa lainnya dan hanya sedikit memancarkan energi panas. Bagian inti ini
dibungkus oleh campuran air, amoniak, dan metana. Suhu di puncak awannya -210oC.
Jika dilihat dari dekat, Uranus juga sebenarnya memiliki 11 buah cincin yang
sangat tipis. Sampai saat ini, Uranus memiliki 27 satelit. Titania, Oberon,
Umbriel, Ariel dan Miranda adalah beberapa satelit Uranus
yang diketahui lewat gambar-gambar yang dikirimkan oleh teleskop luar angkasa
Hubble dan Wahana Voyager 2. Periode rotasi planet ini 17 jam 24 menit dan
periode revolusinya 84 tahun.
h.
Neptunus
Neptunus ditemukan berdasarkan perhitungan matematika.
Setelah menemukan Uranus, para astronom mengetahui bahwa planet ini sedikit
demi sedikt keluar dari orbitnya karena terseret suatu gravitasi. John Couch
Adam dari Inggris dan Urbain le Verrier dari Perancis dengan matematika
menghitung tempat yang seharusnya ada planet yang tak terlihat. Akhirnya, pada
tahun 1846, Johann Gottfried Galle dari Jerman menemukan Planet Neptunus.
Setelah itu, para astronom menemukan dua buah satelit Neptunus dan kemudian
ditemukan 11 satelit lagi, hingga berjumlah 13 buah satelit.
Neptunus (30 AU) bermassa sedikit lebih kecil daripada
Uranus, tetapi memiliki 17 kali massa Bumi sehingga lebih padat. Neptunus
memancarkan panas dari dalam, tetapi tidak sebanyak Yupiter atau
Saturnus. Diameter ekuatorialnya 49.530 km dengan volumen 57 kali volume Bumi,
sedangkan massanya 17,14 kali massa Bumi. Kala revolusi planet biru ini adalah
164,79 tahun, dengan masa rotasi 16 jam 7 menit. Suhu di puncak awan planet
Neptunus adalah -210oC. atmosfer Neptunus tersusun dari hidrogen,
helium dan metana.
Neptunus juga mempunyai 6 buah cincin, 4 buah cincin lebar
dan 2 buah lainnya kecil. Ada 13 satelit yang diketahui dimiliki oleh Neptunus,
diantaranya adalah Proteus dan Triton. Satelit terbesar adalah Triton
merupakan satu-satunya satelit besar yang orbitnya terbalik arah (retro-gade)
dan satelit ini juga merupakan satelit paling dingin di tata surya dengan suhu
240o-235o dibawah nol.
Lewat Wahana Voyager 2, diketahui bahwa di Neptunus juga
terdapat pusaran raksasa yang mirip dengan Bintik Merah Raksasa yang ada di
Jupiter. Dua bintik hitam tersebut merupakan badai besar yang dihasilkan oleh
atmosfer Neptunus yang sangat kuat. Badai raksasa sebesar Bumi tersebut
berputar dengan kecepatan 2000 km/jam. Merupakan angin yang paling cepat di
dalam tata surya.
4.
Asteroid
Asteroid secara umum adalah objek tata surya yang terdiri
atas batuan dan mineral logam beku. Dalam tata surya diperkirakan ada lebih
dari 100.000 asteroid. Asteroid terbesar bernama Ceres dengan garis tengah
kurang lebih 685 km, namun setelah tahun 2006 Ceres diklarifikasi lebih lanjut
dan kemudian dinyatakan sebagai anggota dari Planet Kerdil. Asteroid lainnya adalah
Gaspra, Ida, Vesta, dan Hygeia.
Asteroid banyak dijumpai diantara lintasan Mars dan Jupiter.
Diantara Mars dan Jupiter ini terdapat daerah yang disebut Sabuk Asteroid, yang
merupakan kumpulan batuan metal dan mineral. Kebanayakan asteroid ini hanya berdiameter
beberapa kilometer dan beberapa memiliki diameter 100 km atau lebih. Sabuk
asteroid utama terletak diantara orbit Mars dan Jupiter, berjarak antara 2,3
hingga 3,3 AU, diduga merupakan sisa dari formasi tata surya yang gagal.
5.
Meteor
Meteor merupakan benda-benda langit kecil yang juga
mengelilingi Matahari dan jumlahnya sangat banyak. Meteor banyak mengandung
besi dan nikel. Sering beberapa diantara meteor jatuh ke Bumi. Meteor yang
jatuh ke Bumi akan bergesekan dengan atmosfer Bumi dan terbakar, hingga meteor
biasanya akan habis dahulu sebelum mencapai permukaan Bumi. Gesekan meteor dan
atmosfer Bumi menghasilkan sinar yang nampak sebagai bintang jatuh atau bintang
pijar. Batu meteor yang berhasil mencapai permukaan Bumi disebut meteorit. Batu
ini akan meninggalkan bekas berupah kawah pada permukaan Bumi. Kawah Barringer
di Arizona, Amerika Serikat merupakan hasil dari jatuhnya meteor ke permukaan
Bumi. Kawah ini berdiameter 1.200km dengan kedalaman mencapai lebih dari 175
meter.
6.
Komet
Komet adalah bintang pengembara, yang melintasi Matahari
sambil melintas orbit elips yang sangat panjang. Komet terbentuk dari gas,
debu, dan bongkahan es sisa penciptaan tata surya. Seperti pada umumnya, komet
akan terlihat lebih bercahaya ketika posisi mereka lebih dekat dengan matahari,
karena radiasi matahari mendidihkan partikel es dan debu di inti komet.
Material berbentuk awan ini disebut kepala (coma) kadang-kadang memiliki
ekor, terlihat bercahaya karena memantulkan bentuk sinar matahari. Panjang ekor
komet bisa mancapai lebih dari 100 juta kilometer. Sambil mengelilingi orbit
yang oval panjang, kepala komet selalu menghadap Matahari.
Beberapa komet yang sudah dikenal adalah Komet Hyakutake,
Komet Halley, Komet Encke (secara resmi dinamai 2P/Encke), Komet West, Komet
Ikeya-Seki, Comet Kohoutek, Komet Shoemaker-Levy 9 (SL9, secara resmi disebut
D/1993 F2), dan Komet Biela (sebutan resmi: 3D/Biela).
B.
BUMI DAN LAPISAN-LAPISAN BUMI
Bumi diperkirakan telah terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun
yang lalu. Bumi merupakan planet dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang
dekat dengan matahari. Jarak Bumi dengan matahari sekitar 150 juta km.Bumi
berbentuk bulat dengan radius ± 6.370 km. Bumi merupakan satu-satunya planet
yang dapat dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup.permukaan Bumi terdiri atas
daratan dan lautan.
Bentuk Bumi agak pipih di kedua kutubnya, bergaris tengah
ekuatorial 7.923mil,sedangkan antar kutub 7.900 mil. Berat jenisnya 5,5 dan
beratnya 6,6 × 1.021 ton. Inti dalam Bumi tebalnya 815 mil, inti luar 1.360
mil, mantel Bumi 1.800 mil, dan lapisan lithosfer 20 mil. Lapisan Bumi yang
cair disebut hidrosfer yang menutupi 71 % muka Bumi dengan kedalaman rata-rata
4.000 meter, sedangkan lapisan yang berupa gas disebut atmosfer, terdiri atas
troposfer setebal 10 mil. Sesudah troposfer adalah lapisan stratosfer dengan
ketebalan antara 10-50 mil, pada lapisan ini terdapat lapisan ozon yang dapat
yang dapat menolak datangnya sinar ultraviolet berintensitas tinggi dari sinar
matahari yang dapat merusak lapisan ionosfer. Secara struktur, lapisan Bumi
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1.
Kerak Bumi (crush) merupakan
kulit Bumi bagian luar (permukaan Bumi). Tebalnya mencapai 70 km dan merupakan
lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini
menjadi tempat tinggal bagi seluruh makhluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak
Bumi mencapai 1.100 . Lapisan kerak Bumi dan bagian di bawahnya hingga
kedalaman 100 km dinamakan lifoster.
2.
Selimut atau selubung (mantle)
terletak di bawah lapisan kerak Bumi. Tebalnya mencapai 2.900 km dan merupakan
lapisan batuan padat.suhu dibagian bawah selimut Bumi mencapai 3.000 .
3.
Inti Bumi (corel), yang
terdiri atas material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%),
dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2.900-5.200 km. Lapisan ini
dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar
tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhu nya mencapai 2.200
. Inti dalam merupakan pusat Bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700
km. Inti dalam terdiri atas nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500
Berdasarkan susunan kimianya, Bumi dapat dibagi menjadi
empat bagian, yakni sebagai berikut:
1.
Bagian padat (Lifosfer) yang
terdiri atas tanah dan batuan. Lifosfer berasal dari bahasa Yunani,
yaitu lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Lifosfer
merupakan lapisan kerak Bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan dengan
ketebalan rata-rata 1.200 km. Lifosfer tersusun dalam dua lapisan,yaitu kerak
dan selubung, yang tebalnya sekitar 50-100 km. Lifosfer merupakan lempeng yang
bergerak sehingga menimbulkan pergeseran benua. Penyusun utama lapisan lifosfer
adalah batuan yang terdiri atas campuran antar mineral sejenis atau tidak
sejenis yang saling terikat secara gembur atau padat. Induk batuan pembentuk
lifosfer adalah magma, yaitu batuan cair pijar yang bersuhu sangat tinggi dan
terdapat di bawah kerak Bumi. Magma akan mengalami beberapa proses perubahan
sampai menjadi batuan beku,batuan sedimen, dan batuan metamorf. Lifosfer
terdiri atas dua bagian utama,yaitu sebagai berikut.
a.
Lapisan sial (Silisium dan
alumunium), yaitu lapisan kulit Bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium,
senyawanya dalam bentuk Si02 dan Al2O3.. Pada
lapisan sial (Silisium dan alumunium) ini, antara lain terdapat batuan sedimen,
granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat
didaratan benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak, bersifat padat, dan
batu bertebaran rata-rata 35 km.
b.
Lapisan sima (silisium magnesium),
yaitu lapisan kulit Bumi yang tersusun oleh logam-logam silisium dan magnesium
dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO. Lapisan sial karena mengandung besi dan
magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan
bahan yang bersifat elastis dan mempunyai ketebalan rata-rata 65 km.
2.
Bagian cair (hidrosfer) yang
terdiri atas berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau, dan
samudra. Hidrosfer merupakan senyawa gabungan antara dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen menjadi hidrogen karbondioksida (H2O). Hampir sekitar
71% dari permukaan Bumi merupakan wilayah perairan. Lapisan air yang
menyelimuti seluruh permukaan Bumi disebut hidrosfer
3.
Bagian udara (atmofer) yang
menyelimuti seluruh permukaan Bumi. Atmosfer adalah lapisan udara yang
menyelimuti Bumi secara menyeluruh dengan ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan
udara dalam atmosfer terjadi, terutama karena pengaruh pemanasan sinar matahari
dan perputaran Bumi. Perputaran ini mengakibatkan massa udara bergerak sehingga
terjadilah perbedaan tekanan udara di berbagai tempat dalam atmosfer dan
menimbulkan arus angin.
4.
Biosfer, yaitu bagian yang ditempati
oleh berbagai jenis organisme atau lapisan tempat tinggal makhluk
hidup.termasuk semua biosfer adalah semua bagian permukaan Bumi yang dapat
dihuni oleh makhluk hidup. Organisme hidup tersusun oleh berbagai unsur yang
berasal dari biosfer, baik air, mineral maupun komponen-komponen penyusun
atmosfer.secara fisik, biosfer terbagi menjadi tiga komponen, yaitu lifosfer,
hidrosfer, dan atmosfer.
Salah satu bentuk lingkungan hidrosfer adalah terbentuknya gambut.
Gambut terletak di antara atmosfer dan lifosfer, pada lain pihak tumbuh
juga dalam hidrosfer. Gambut merupakan bentuk organis sebagai asal mula
pembentukan batu bara, didalamnya hidup beragam mikroplankton yang amat cepat
pertumbuhan, tetapi umurnya sangat pendek,dan ketika mati akan terendap dalam
rawa. Lapisan gambut mengandung semua macam garam makanan tanaman yang terlarut
dalam air tanah. Menurut kondisi dan bersifat-sifatnya, gambut dapat dibedakan
menjadi sebagai berikut.
a.
Gambut topogen, yaitu lapisan
tanah gambut yang terbentuk karena genangan air yang terhambat drainasenya pada
tanah-tanah cekung di belakang pantai, pedalaman atau pegunungan. Gambut
jenisnya ini umumnya tidak begitu dalam, hingga sekitar 4 m saja, airnya tidak
begitu asam, dan relatif subur dengan zat hara yang berasal dari lapisan tanah
mineral di dasar cekungan, air sungai sisa-sisa tumbuhan, dan air hujan. Gambut
topogen relatif tidak banyak di jumpai. Terdapat pada tanah dataran jawa
(Pangandaran), Sumatra, dan di tanah pegunungan Jawa dan Sulawesi .
b.
Gambut ombrogen, sebagai
gambut pantai, gambut ini lebih sering di jumpai, meskipun semua gambut
ombrogen bermula sebagai gambut topogen.gambut ombrogen lebih tua
umurnya.umumnya, lapisan gambut lebih tebal, hingga kedalaman 20 meter, dan
permukaan tanah gambutnya lebih tinggi dari pada permukaan sungai didekatnya.
Kandungan unsur hara tanah sangat terbatas, hanya bersumber dari lapisan gambut
dan air hujan sehingga tidak subur.sungai atau drainase yang keluar dari
wilayah gambut ombrogen mengalirkan air yang keasamannya tinggi (pH 3,0-4,5),
mengandung banyak asam humus dan warnanya cokelat kehitaman seperti warna air
teh yang pekat. Itulah sebabnya, sungai-sungai semacam itu di sebut juga sungai
air hitam.
Gambut ombrogen kebanyakan terbentuk tidak jauh dari pantai.
Tanah gambut ini kemungkinan bermula dari tanah endapan mangrove yang kemudian
mengering; kandungann garam dan sulfide yang tinggi di tanah itu mengakibatkan
hanya sedikit dihuni oleh jasad-jasad renik pengurai. Dengan demikian, lapisan
gambut mulai terbentuk di atasnya.penelitian di Sarawak memperlihatkan bahwa
gambut mulai terbentuk di atas lumpur mangrove sekitar 4.500 tahun yang lalu,
pada awalnya dengan laju penimbunan sekitar 0,475m/100 tahun (pada kedalaman
gambut 10-12m), tetapi kemudian menyusut hingga sekitar 0,223m/100 tahun pada
kedalaman 0-5m. Agaknya semakin tua hutan di atas tanah gambut ini tumbuh
semakin lamban akibat semakin berkurangnya ketersediaan hara. Terdapat di
dataran tanah Sumatera, Kalimantan, dan Irian. Dikota Palangkaraya, Kalimantan
Tengah, dibangun di atas lahan gambut ombrogen.
Di Bumi enam lempengan utama sebagai berikut.
1.
Lempengan Amerika, terdiri atas
Amerika Utara dan Selatan serta setengah dari dasar bagian barat Samudra
Atlantik.
2.
Lempengan Afrika, terdiri dari
Afrika dan sebagian samudra sekitarnya.
3.
Lempengan Eurasia, terdiri dari
Asia, Eropa, dan dasar laut sekitarnya.
4.
Lempengan India, yang meliputi anak
benua dan dasar samudra sekitarnya.
5.
Lempengan Australia, terdiri atas
Australia dan samudra di sikitarnya.
6.
Lempengan Pasifik, yang mendasari
Samudra Pasifik.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tata surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas
sebuah bintang yang disebut matahari dan semua objek yang mengelilinginya. Objek-objek
tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit
berbentuk elips, meteor, asteroid, komet, planet-planet kerdil/katai, dan
satelit alami. Sedangkan asal usul tata surya masih berupa hipotesis,
diantaranya adalah Hipotesis Nebula, Hipotesis Planetisimal, Hipotesis Pasang
Surut Bintang, Hipotesis Kondensasi, dan Hipotesis Bintang Kembar.
Benda-benda langit penyusun utama tata surya adalah bintang
dan Matahari, Planet-planet, Asteroid, Meteor dan Komet.
Bumi diperkirakan telah terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun
yang lalu. Bumi merupakan planet dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang
dekat dengan matahari. Secara struktur, lapisan Bumi dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu:
1.
Kerak Bumi (crush) merupakan
kulit Bumi bagian luar (permukaan Bumi).
2.
Selimut atau selubung (mantle)
terletak di bawah lapisan kerak Bumi.
3.
Inti Bumi (corel), yang
terdiri atas material cair dan inti dalam merupakan pusat Bumi berbentuk bola
dengan diameter sekitar 2.700 km.
B.
Saran
Alam semesta sebanarnya suatu hal yang sebenarnya sangat
penuh dengan misteri, bahkan hingga sekarang. Dalam pembahasan di makalah ini,
masih banyak kekurangan, sehingga diharapkan pembaca mampu mencari refrensi
yang lebih lengkap lagi. Mengingat perkembangan teknologi astronomi yang kian
pesat tiap tahunnya, bukan tidak mungkin kemudian makalah ini menjadi tidak
relevan lagi karena perubahan teknologi yang semakin maju.
DAFTAR PUSTAKA
Cyo,
Kyung Cheol, Lee Kwang Woong, Grimsure. 2009. Why? The Universe. PT Elex
Media Komputindo: Jakarta.
Herabudin.
2010. Ilmu Alamiah Dasar. Pustaka Setia: Bandung.
Tim
Redixta. 2007. Ensiklopedia Ilmu Pengetahuan Alam Fisika. CV Aneka Ilmu:
Semarang.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar !